Freightos Baltic: Tariff truce is expected to trigger early peak season in transpacific shipping market
Freightos Baltic: Tariff truce is expected to trigger early peak season in transpacific shipping market

Route |
Cost (USD/FEU) |
Changes |
Updated on 14 May 2025 |
||
Asia - US West Coast |
$ 2,395 |
á 3% |
Asia - US East Coast |
$ 3,406 |
á 1% |
Asia - Northern Europe |
$ 2,398 |
á 6% |
Asia - Mediterranean |
$ 2,939 |
â 3% |
Pencairan sementara ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok diperkirakan akan membentuk ulang dinamika waktu dekat di pasar kontainer global, mengikuti kesepakatan kedua negara menangguhkan tarif hukuman selama 90 hari. Berdasarkan perjanjian ini, Washington akan memangkas bea masuk atas barang-barang asal Tiongkok dari 145% menjadi 30%, sementara Beijing menurunkan tarif atas sebagian besar produk asal AS menjadi 10%.
Gencatan ini memicu optimisme hati-hati di kalangan perusahaan pelayaran dan pengelola logistik, banyak di antaranya memperkirakan lonjakan permintaan jalur transpasifik dalam beberapa minggu datang. Sumber industri menyebutkan tarif 145% lalu telah menyebabkan penurunan volume pengapalan laut Tiongkok–AS lebih dari 35% sejak awal April. Dengan diberlakukannya jeda tarif, importir diperkirakan akan bergerak cepat mengisi kembali stok yang menipis, sementara eksportir Tiongkok yang sebagian besar berdiri di atas tumpukan barang jadi dengan siap mempercepat pengiriman keluar negeri.
Peningkatan permintaan ini berpotensi menarik maju musim puncak pengapalan tahun ini. Namun, para analis industri mencatat lonjakan awal itu juga bisa menyebabkan pelandaian yang lebih awal dari biasanya, terutama jika aktivitas restocking difokuskan di awal masa 90 hari itu.
Meski volume pengiriman menurun drastis dalam beberapa minggu terakhir, tarif kontainer di jalur transpasifik tetap relatif stabil. Hal ini sebagian besar disebabkan manajemen kapasitas yang agresif dari operator pelayaran, telah memangkas sekitar 22% kapasitas melalui pembatalan pelayaran (blank sailings) dan penangguhan layanan. Sebagai akibatnya, lebih sedikit kontainer kosong kembali ke Tiongkok dari AS menjadi sebuah tren yang bisa memperparah kekurangan peralatan tepat saat permintaan mulai pulih.
Dengan kapal dan kontainer yang masih dalam proses reposisi, para pelaku pasar logistik bersiap menghadapi kemungkinan kekacauan di waktu dekat. Ketatnya ruang kapal, ketidakseimbangan peralatan dan potensi kemacetan di pelabuhan terutama di pelabuhan impor besar AS dapat segera terlihat. Pengirim barang (shippers) mungkin menghadapi keterlambatan, fluktuasi tarif, serta kesulitan dalam mendapatkan ruang kapal seiring sistem logistik global yang harus beradaptasi dengan perubahan tiba-tiba arus volume.
Baca lebih banyak di Freightos